Agen Casino Terbaik - Cerita Dewasa Ngewe Dengan Teman Lamaku Sendiri
Agen Casino Terbaik - Cerita Dewasa Ngewe Dengan Teman Lamaku Sendiri - Kali ini menceritakan pengalaman Sex dari seorang Lelaki yang bernama
Hendri. Hendri yang bertemu kembali dengan sahabat wanita-nya yang
bernama Nazwa mereka melepas kangen mereka dengan bersetubuh di kantor
Nazwa. Mau tahu kelanjutan ceritanya, Langsung aja yuk baca dan simak
baik baik cerita dewasa ini.
Agen Casino Terbaik - Panggil saja namaku Hendri, disini
aku akan mengukirkan sebuah cerita sex saya dengan sahabat wanitaku yang
cantik, bertubuh putih mulus dan sexy yang bernama Nazwa. Sudah lama
sekali aku dan Nazwa tidak bertemu setelah kami sama-sama sudah menikah.
Sekitar 3 tahun kami tidak bertemu sampai kini kami bertemu lagi dengan
posisi Nazwa yang sudah janda. Berawal dari iseng-iseng aku membuka
facebook ku, aku-pun mencari Nazwa dari salah satu media sosial itu.
Beberapa
menit aku mencari dia di pencarian teman, pada akhirnya aku
menemukannya dengan nama account Nazwa Indriani. Karena sudah menemukan
pada akhirnya akupun mengirim inbox kepadanya, tidak kusangka 1 menit
setelah itu dia membalas dan memberikan momer handphone-nya. Karena aku
sangat kangen sekali maka aku-pun langsung menelfonnya dan meminta untuk
bertemu dengannya.
Dulu kami memang sangat akrab sekali, bahkan
saking akrabnya kami dulu pernah melakukan hubungan sex walaupun
berstatus sebagai sahabat. Aku dan Nazwa-pun tahu apa yang kami suka
dalam hal hubungan sex, dari mulai posisi sex apa dan bagaimana kesukaan
kami ketika kami saat bersetubuh. Saat itu Nazwa meminta aku untuk
menemuinya di kantor Nazwa pada hari sabtu pada siang hari sekitar jam
14.00, karena ada pekerjaan yang harus diselesaikannya pada hari itu.
Singkat
cerita hari itu-pun tiba dan aku pergi kekantor Nazwa yang lokasinya
terletak di jalan Fatmawati, Jakarta. Kebetulan sekali karena hari itu
akhir pekan, sebagian besar perusahaan dijakarta rata-rata tutup. Hanya
kantor Nazwa lah yang buka, dan sesampainya disana aku melihat hanya ada
Nazwa. Saat itu karyawan lainya sudah pulang, karena pada waktu itu
memang hanya masuk setengah hari dan hanya Nazwa yang tersisa. Pada saat
itu ketika aku datang, Nazwa yang menyambut langsung lalu membukakan
pintu dan menyambutku dengan penuh keceriaan.
Demikian-pun dengan
aku, walaupun sempat terpana sebelumnya melihat dirinya yang semakin
cantik, sensual dan sexy, apalagi dengan penampilannya siang itu yang
mengenakan atasan kemeja dengan dilapisi blazer, bawahan rok mini ketat
diatas lutut dan sepatu hak tinggi yang menampakkan kakinya yang indah.
Kaki
Nazwa sungguh indah dan mulus, ditambah lagi dia masih seperti dulu
dengan ciri khas bodynya yang mungil namun sintal. Beberapa saat aku
terpanah oleh keindahan tubuhnya, ditengah pandanganku itu Nazwa-pun
berkata,“ Hen, aku selesaikan pekerjaanku dulu ya, habis itu baru kita
hangout, okey… ”, ucap Nazwa sembari mengajakku ke mejanya.
Setelah
itu aku dipersilahkan duduk di kursi samping meja kerjanya, sembari
Nazwa mengerjakan pekerjaanya kami-pun mengobrol. Melihat Nazwa yang
sedang mengerjakan tugasnya aku-pun menawarkan untuk memijatnya, “ Naz
kamu aku pijitin yah, biar enak ngerjain kerjaanya ”, Ucapku lalu
bergegas berdiri di belakang kursinya bersamaan dengan hinggapnya kedua
tanganku di pundaknya untuk memijat.
“ Eummm, enak sekali yah
pijatan kamu Hen, udah lama sekali aku nggak kamu pijat, hhe… Jujur aku
aku kangen banget sama pijatanmu Hen ”, ucap-nya manja sembari
mngerjakan pekerjaanya. “ Ah yang bener, ngomong-ngomong kamu kangen
juga nggak sama kecupanku ? ”, ucapku sembari dengan ciumanku pada
telinga-nya.
Ketika aku mencium telinga-nya, saat itu Nazwa
langsung menggeliat kegelian, apalagi waktu krah kemejannya agak
kusingkapkan dan ciumanku mulai menuju ke leher dan tengkuknya yang
mulus dan wangi itu. Sungguh aroma tubuhnya harum alami, akhirnya aku
bisa merasakan lagi setelah sekian lama aku tidak bertemu dengan Nazwa, “
Oughhh… Sssssss… geli Hen… Aghhh… ternyata kamu nggak berubah yah Hen
sama seperti dulu… Oughhh…” desahnya diiringi ucap nikmatnya lalu dia
mematikan komputernya.
“ Kayaknya kita nggak perlu keluar dari sini deh, sebentar ya, aku kunci dulu pintu depannya,” ucap-nya lagi.
Agak
lama Nazwa mengunci pintu depan, dan waktu balik ke ruang kerjanya,
mataku terbelalak melihat Nazwa hanya tinggal mengenakan blazer merahnya
yang terkancing seadanya tanpa apa-apa lagi di dalamnya. Tanpa bicara,
Nazwa langsung menggandengku menuju ruang meeting kecil yang hanya
berisi meja bulat dan beberapa kursi, “ Hen, aku kangen banget merasakan
kehangatan tubuhmu Hen,” ucap-nya lagi.
Sesampainya ruang meeting
itu aku-pun bergegas membuka pakaianku. Lalu Nazwa-pun mendekatiku dan
tiba-tiba melumat bibirku yang langsung kusambut dengan meneroboskan
lidahku dan menari-nari di dalam mulutnya sambil kadang-kadang mengulum
lidahnya. Begitu aku telanjang total, Nazwa meyuruhku duduk di kursi
meeting, sementara dia ambil posisi berdiri dihadapanku sambil
pelan-pelan membuka kancing blazernya dengan gaya erotis.
Setelah
itu, disingkapnya masing-masing ke samping sehingga muncullah
pemandangan yang amat indah. Buah Payudara-nya yang ranum, bulat, dan
padat dengan pentilnya yang merah muda itu nampak mencuat menantang,
apalagi dengan tubuhnya yang makin basah oleh keringat sehingga kulitnya
yang mulus makin berkilat.
Belum lagi aku terkagum-kagum
melihatnya, Nazwa langsung duduk dipangkuanku. Saat itu posisi dia
mengangkangkan pahanya bertumpu di pegangan tangan kursiku sehingga
posisi buah Payudara-nya tepat persis di mukaku, “ Udah lama kamu nggak
menyantap payudaraku, ayo dong isep Hen”, ucap Nazwa menggodaku.
Kemudian
Nazwa-pun meneruskan melepas blazernya dan menaruh kedua tangannya ke
atas senderan kursiku dan menyodorkan Payudara-nya hingga kepalaku
terbenam di antara dua bukitnya yang kenyal itu. Torpedo-ku mulai
berdiri lagi dengan perlakuannya ini, apalagi aku bebas menghirup aroma
tubuhnya yang bercampur antara parfum dan keringatnya itu. Muncul ideku
untuk bermain-main dulu. Aku menciumi lehernya yang jenjang dan terus ke
belakang telinganya.
Nazwa menggeliat kegelian dan membuat hidung
dan bibirku menjalar ke ketiaknya yang halus bersih itu, setelah
sebelumnya menelusuri lengannya yang lembut. Disitu kuciumi
sepuas-puasnya dan kujilat-jilat seputar ketiaknya yang merupakan salah
satu kesukaannyaa juga. Kegeliannya membuat kepala Nazwa menengadah
kebelakang sehingga buah Payudara-nya siap dilumat dengan mulutku.
Mulailah
aku menjilati dari bawah buah Payudara-nya, terus kesamping dan
berlama-lama di seputar putingnya yang makin mengeras, Saat itu Nazwa
tidak sabar lalu mendorong putingnya ke mulutku. Tanpa pikir panjang
akupun langsung menyambut dengan jilatan panjang, gigitan kecil dan
hisapan-hisapan lembut di putingnya.
Saat itu tubuhnya semakin
menggelinjang ketika tanganku mulai beraksi mengusap-usap
selangkangannya yang ternyata sudah basah dari tadi. Kini jariku-pun
mulai menyusup ke memek-nya dan kugosok-gosok clitorisnya. Tidak Cuma
itu, jari-jariku mulai menerobos masuk ke memek-nya. Dengan paha yang
terbuka bebas dengan gerakan maju-mundur yang makin lama makin cepat aku
memainkan memek-nya, lalu, “ Oughhhh… Hen, udah Hen geli… Aghhhh…. ”,
desah Nazwa.
Saat itu badannya mengejang sembari mendekap erat
mukaku di buah Payudara-nya sampai aku sulit bernafas, sementara jariku
merasakan hangatnya cairan dari memek-nya. Rupanya Nazwa baru saja
mencapai klimaksnya dengan posisi kedua pahanya yang masih mengangkang
dan masing-masing bertumpu pada sandaran tangan kursiku. Tubuhnya lalu
kuangkat dari kursi dan kurebahkan di meja bulat di depanku.
Kini
dengan posisi tubuh di meja dan kakinya menjuntai ke bawah Nazwa-pun
beristirahat sebentar untuk mengembalikan stamina-nya. Sementara Nazwa
yang sedang menghela nafas, aku sendiri kembali di kursi untuk
mengangkat kedua kakinya dan melepas sepatu hak tingginya. Kemudian
setelah itu aku memposisikan kaki Nazwa di pangkuanku sembari kupijat
dengan lembut dari ujung kaki hingga betisnya.
Saat itu aku
memaandang sejenak kakinya yang putih mulus dengan jari-jari kakinya
yang rapi dan tanpa kutek itu serta betisnya yang ramping berisi. Nazwa
menikmati sekali pijatanku, bahkan waktu kugantikan tugas tanganku
dengan bibirku yang menelusuri seluruh permukaan kulit kakinya, “
Ssssssss… Aghhhh… geli sayang, Oughhh… ” desahnya.
Saat itu Nazwa
terlihat pasrah menyerahkan kakinya untuk kuciumi dan kujilati dari
mulai tumit, telapak kaki hingga jari-jari kakinya. Selain kumainkan
lidahku, tak lupa aku mengkulum satu persatu jari kakinya yang kutahu
hal itu adalah kesukaannya. Saat itu aku melihat Nazwa menikmati sekali
permainanku ini. Sampai-sampai posisi kedua kakinya jadi tak beraturan
karena menahan geli dan nikmat akibat perlakuanku.
Dengan masih
terus kucumbui kakinya, saat itu pahanya mulai terbuka sedikit, sehingga
satu tanganku bisa bebas menjamah kemulusan paha dan selangkangannya.
Puas dengan kakinya, kulanjutkan ciumanku ke atas menelusuri betisnya
yang indah, bagian dalam lutut, dan pahanya. Sempat kukecup-kecup lembut
kedua paha dalamnya sambil tanganku terus menjelajah ke memek-nya.
Nazwa
menggelinjang, tapi tanpa sadar malah memajukan duduknya ke pinggir
meja dan kedua kakinya dikangkangkan ke masing-masing ujung meja,
sehingga selangkangannya makin terbuka lebar membuatku makin
bernafsu.Tanpa tunggu lagi, kupindahkan mulutku ke memek-nya yang nampak
basah, dan kedua tanganku menjamah buah Payudara-nya di atas.
Jilatan-jilatan dan isepan-isepanku di memek inilah yang paling disukai
Nazwa.
Dari menyusuri liang senggamanya, kuarahkan kemudian
lidahku ke clitorisnya dan kumainkan dengan ujung lidahku hingga Nazwa
mengerang hebat. Tak cuma itu, clitorisnya tak luput juga dari kuluman
bibirku yang semakin liar, “ Hen, lidah kamu dikerasin yah dan jilatnya
lebih cepat lagi yah… Oughhh…”, ucap Nazwa meminta sembari tangannya
menekan kepalaku ke arah Memek-nya.
Aku mengerti maksud Nazwa, dia
meminta lidahku dikeraskan agar seolah lidahku seperti Torpedo dan
ditarik maju-mundur ke liang memek-nya. Nazwa meronta-ronta, apalagi
ketika clitorisnya kujilat berulang-ulang lalu kujulurkan lebih dalam
menembus liang memek-nya bersamaan dengan makin cepatnya gerakan
maju-mundur pinggul Nazwa, dan, “ Oughhhh… Ssssssss…. Aghhhhhh… ”,
desahnya dengan tubuhnya yang melengkung dan mengejang.
Saat itu
kepala Nazwa direbahkan kebelakang dan kedua pahanya dirapatkan sehingga
menjepit kepalaku yang masih berada di selangkangannya sambil tangannya
terus menekan kencang. Tanpa istirahat lagi, dengan cepat aku berdiri
dari kursi lalu mengangkat kedua kakinya tinggi ke atas dan kutumpangkan
masing-masing di pundakku, sehingga posisi Torpedo-ku tepat berada di
depan liang memek-nya yang persis berada di pinggir meja, “ Oughhh… Enak
sayang, terusin sayang… Aghhhh… ”, teriak Nazwa begitu Torpedo-ku yang
tegak keras bak meriam masuk lurus ke liang memek-nya.
Saat itu
juga aku langsung menggerakkan maju-mundur pinggulku yang membuat Nazwa
menjerit-jerit kecil karena menahan geli, setelah mencapai klimaks
sebelumnya. Pinggulnya diputar-putarkan mengimbagi gerakan Torpedo-ku
yang makin lama makin cepat bergerak maju-mundur. Nazwa makin pasrah
waktu pergelangan kakinya kupegang dan kukangkangkan ke samping sambil
terus menggenjot memek-nya.
Baru sebentar Nazwa tak tahan, dan
lebih memilih melingkarkan kakinya ke pinggangku sambil terus
menggoyang-goyang pinggulnya. Kesempatan ini kupergunakan dengan
merapatkan badanku ke tubuhnya yang indah itu, dan dengan tak henti
menggenjot memek-nya, bibir dan tanganku ikut bekerja. Tanganku meremas
gundukan Payudara-nya yang ranum, dan bibirku merajalela di wajah dan
lehernya.
Torpedo-ku menghujam makin cepat ke liang memek-nya,
tidak lupa tanganku menahan kedua tangannya dan bibirku kuturunkan ke
putingnya untuk kujilat dan kukulum habis-habisan. Setelah beberapa saat
aku dan Nazwa merasakan tubuh kami mengejang, dan, “ Oughhh…
Crottttttttt…Syurrrrrrr… Crottt… Crotttt…. ”, Pada akhirnya kamipun
orgasme bersamaan.
Air mani dan lendir kawin Nazwa bercampur
menjadi satu pada liang senggama Nazwa. Pasa saat itu ke 2 kaki Nazwa
sangat kencang menghimpit pinggangku, dan tangannya beralih menekan
kepalaku ke buah Payudara-nya. Setelah kami mendapatkan klimaks kami,
saat itu kami sejenak terdiam untuk menikmati sisa-sisa kenikmatan
persetubuhan kami.
Walaupun ruangan itu ber AC, pada saat itu
tubuh kami dipenuhi keringat yang mengucur deras hingga membasahi meja
meeting itu. Setelah puas menikmati sisa-sisa persetubuhan kami, aku-pun
melepaskan kejantananku dari liang senggama Nazwa, kemudian aku
memandangi tubuh Nazwa yang indah mulus itu terlentang di atas meja.
Nampak
wajah Nazwa yang sensual itu masih tersenyum puas, dan membuatku gemas.
Lalu aku mulai lagi menjelajahi seluruh lekuk lekuk tubuhnya dengan
jilatan-jilatan nakal, Nazwa cuma bisa menggelinjang pasrah dan dengan
manja berkata, “ Coba aja kamu bisa setiap hari ke kantorku pasti aku
senang sekali Hen ”, ucapnya.
Saat itu akupun hanya tersenyum
tanpa menjawab. Saat itu karena kami berada dikantor Nazwa kamipun
segera membersihkan diri dengan tisu basah milik Nazwa, dan kemudian
kami memakai pakaian kami kembali. Setelah kami mengenakan pakaian kami,
kamipun segera meninggalkan kantor Nazwa dan sekalian Hangout.
Untuk Melihat Video Selengkapnya Klik Di Bawah ini :
Comments
Post a Comment